Pakan Fermentasi untuk Ruminantia (kambing, sapi) dan Leporidae (Kelinci)
Musim kemarau mungkin dapat menjadikan kendala tersendiri bagi para peternak hewan jenis ruminansia seperti kambing, sapi dan kelinci. Pada musim tersebut peternak tradisional di desa-desa yang biasa mengandalkan rumput segar sebagai makanan ternak sehari-hari akan semakin sulit mencari sumber makanan bagi ternak-ternaknya. Mereka harus berkorban waktu dan tenaga untuk mencari pakan dari tempat yang lebih jauh dari biasanya karena rumput semakin langka.
Nah, jika hal itu terjadi pada para wirausahawan peternakan yang tentunya memiliki jumlah ternak tidak sedikit, baik pengusaha pembibitan maupun penggemukan ternak tentu akan sangat merepotkan. Oleh karena itu makanan alternatif yang sehat dan bergizi menjadi sangat penting. dan dibutuhkan Nah pakan alternatif untuk Ruminantia (kambing, sapi) dan Leporidae (kelinci) bisa diperoleh dari selain rumput segar yaitu dari fermentasi tanaman-tanaman sebangsa rumput yang diolah terlebih dahulu seperti jerami kering, bonggol jagung, kulit kacang, alang-alang, pucuk tebu dan sebagainya.
Jerami adalah batang padi yang sudah kering (sudah dituai)/. Jerami ini adalah batang padi limbah yang ditinggal di sawah dan kadang hanya dibakar saja. Jerami ini adalah salah satu sumber makanan bagi ternak saat musim kemarau. Di pedesaan umumnya hanya diberikan untuk jenis ternak sapi saja, karena kambing dan kelinci tidak suka makanan jerami karena batangnya lebih keras dan sulit dicerna. Namun, jika diolah dengan cara fermentasi jerami ini dapat diberikan untuk hewan-hewan seperti kambing baik domba, kambing jawa, PE, Etawa dan jenis lainnya. Selain itu bisa juga diberikan untuk kelinci atau marmut.
Nah, saat ini ada cara baru yang relatif murah, praktis dan hasilnya sangat disukai ternak yaitu fermentasi dengan menambahkan bahan mengandung mikroba pendukung (contohnya: starbio, starbioplus, EM-4 dan lain-lain).
Untuk membuat pakan fermentasi harus disiapkan terlebih dahulu bahan dan tempat pemrosesan sebagai berikut.
Bahan :
- Jerami
- Urea (digunakan sebagai katalisator yaitu pensuplai NH3 yang merupakan sumber energi bagi mikrobia dalam poses fermentasi)
- Bahan-bahan pengolah fermentasi (Starbio, Starbioplus, EM-4 atau bahan sejenis lainnya)
- Air
Perbandingannya bahan adalah sebagai berikut
Untuk 1 ton Jerami, dibutuhkan Urea 6kg dan Strabio atau bahan sejenisnya sebanyak 6 kg dan air secukupnya.
Tempat :
Sediakan tempat yang teduh yaitu ada naungan atap agar terhindar dari hujan dan sinar matahari langsung.
Proses pembuatan :
- Jerami kering panen dilayukan selama ± 1 hari untuk mendapatkan kadar air mendekati 60%, dengan tanda-tanda jerami kita remas, apabila air tidak menetes tetapi tangan kita basah berarti kadar air mendekati 60%.
- Jerami yang sudah dilayukan tersebut dipindahkan ke tempat pembuatan dengan cara ditumpuk setebal 20-30 cm (boleh diinjak-injak) kemudian ditaburkan urea, bahan pemacu mikroorganisme (starbio atau bahan sejenis) dan air secukupnya kemudian ditumpuk lagi jerami seperti cara di atas sehingga mencapai ketinggian ± 1,5 m.
- Tumpukan jerami dibiarkan selama 21 hari (tidak perlu dibolak-balik). Setelah itu tumpukan jerami dibongkar lalu diangin-anginkan supaya kering.
- Jerami siap diberikan pada ternak atau bisa disimpan untuk stok di tempat yang teduh dan tidak terkena hujan ataupun sinar matahari langsung. Bahan makanan fermentasi ini bisa tahan disimpan selama ± 1 tahun.
Cara ini hampir sama dengan cara di artikel Pakan Ternak Sapi Kambing.....yang pernah saya posting sebelumnya, hanya saja berbeda bahan fermenternya.
Tips membuat pakan lebih lezat dan bergizi bagi ternak:
- Agar ternak lebih suka terhadap jenis makanan fermentasi ini, sebaiknya jerami dicacah/ digiling terlebih dahulu sebelum dilakukan proses fermentasi. Hal ini sangat bermanfaat, karena ternak lebih berselera dan lebih mudah dicerna.
- Sebagai variasi tambahan gizi bagi ternak, dalam proses fermentasi jangan hanya jerami saja namun di situ bisa dicampur dengan bonggol jagung dan kulit kacang.
- Pengalaman yang saya peroleh ketika sharing dengan salah satu peternak di daerah Jawa Timur pada tahun 2010 lalu, pakan fermentasi dengan EM-4 lebih disukai ternak dibandingkan dengan strabio.
Nah, dengan tips di atas maka ternak anda akan suka dengan makanan fermentasi yang anda buat.
good job..
BalasHapusartikelnya sangat membantu untuk pemeliharaan ternak sendiri.,,
nb: mungkin warana tulisan or background bsa d gnti, supaya si pembaca mudah untuk mmbacanya
siiplh....
Hapusoke..,tk usahkn mrubahnya..,trimakasih saranya rifff...
background dibelakang tulisan terlalu cerah , sihingga agak susah di baca, kalau bisa warna latar tulisannya du rubah. thanks :D
BalasHapusoke..,tk usahkan tk rubahnya..,trimaksh sarannya...
Hapusterusberjuang kawan
BalasHapusokelh kawan..,ttp semangat pntg menyerahh...!!!
Hapusapakah kandungan gizi pada makanan fermentansi sama dengan makanan hijau???
BalasHapusbsa dikatakan bgtu sobt..,cos mkanan ternak yg difermentasi akan kaya nutrisi..,thanks sobb comenya...
Hapusbukanya supaya sapi cepat gemuk hrus mengurangi makanan yg kasar contohny ya jerami ini?
BalasHapusyaa..kan bsa diawetkan .klw pa lgi difermentasikan akan tmbh nutrisi kandgn pakannya,,,,thanks comenya...
Hapusya majuin peternakan INDONESIA yo, dengan artikel ini supaya petrnak negeri ini mulai menapaki peternakan modern....
BalasHapusmaju tak gentar, pantang tepar....
:D
hehee...,siap maju tk gmtar..
Hapusjiha ptrnakan...!!!
UNDIP JAYA...!!!
trmksh saranya sobt...
peternakan banget artikel.a...
BalasHapusheheh
gus,, backgroundnya dganti donk,, cz ud banyak model bckgroun spt itu,,
biar beda ama yang laen, n karakter kamu biar kelihatan..
hehhe
oke...,tar tk prbaiki..,trimaksh srnya....
Hapusayo majukan peternakan di Indonesia
BalasHapussiiiap..,ttp smgt kbgkitan 45..!!!
HapusBos fermentasinya pake cara yg aerob/anaerob?
BalasHapusMkasih